Pemberian
penghargaan bermaksud untuk menambah semangat si penerima agar si penerima
termotivasi untuk membuat “kejutan-kejutan” lagi.
Tetapi, apakah
hanya anak yang mempunyai nilai akademik tinggi saja yang pantas mendapat
penghargaan?
Seringkali kita
melihat baik di sekolah maupun dirumah, hanya anak dengan nilai akademik saja
yang mendapat penghargaan (barang ataupun uang). Lantas, bagaimana dengan nasib
anak yang “kebetulan” mempunyai prestasi dan kemampuan di bidang non akademik?
Mari kita kaji.
Kamu mendapat
nilai 100 di mapel matematika,mendapat nilai 20 di mapel gambar teknik.
Sedangkan si B mendapat nilai 30 di mapel matematika tetapi mendapat nilai 100
di mapel gambar teknik. Lalu, siapa yang dikatakan Pintar? Kamu atau si B?
Kamu menyelesaikan
kuliah dengan predikat “CUM LAUDE” dan IPK yang sempurna. Ini yang dikatakan
pintar? Lantas bagaimana dengan si B yang lulus dengan waktu 5 tahun tetapi
mendedikasikan dirinya terjun dalam organisasi , pandai menjadi leader dan lihai dalam berbicara?
Kamu berbangga
karena bisa menyelesaikan soal soal olimpiade Kimia .Lalu bagaimana dengan
orang yang berbangga karena dia menjuarai lomba melukis?
Apakah hanya orang
yang jago dalam akademik saja
yang ilmunya di butuhkan dalam kehidupan sehari hari?apakah orang jago dalam
akademik dapat membuat ukiran meja?atau mengabadikan sebuah moment dengan
cermat?atau bahkan membuat hiasan dinding?. Itu semua pekerjaan orang dengan
prestasi non-akademik kawan.
Lalu kenapa hanya
orang dengan prestasi akademik saja yang sering mendapat penghargaan? Zaman
udah maju,ayolah jangan Cuma OMDO aja yang maju teyus:3 (maafkan si
penulis kebawa emosi)
Pertama,kita harus
mengubah mind set kita sendiri.
Maksudnya?kita ubah cara berfikir kita,kita buang anggapan “hanya prestasi
akademik yang dibutuhkan di dunia kerja” dan mulai beranggapan “baik prestasi akademik maupun prestasi
non-akademik, dua duanya dibutuhkan di dunia kerja”
Karena dimulai
diri sendiri itulah akan membuat orang orang disekitar kita mengubah mind set
mereka yang kampungan itu.
Pintar itu subjektif kawan,Tuhan telah
menciptakan makhluknya dengan kelebihan dan kekurangan.Untuk apa?untuk saling
membantu dan bekerjasama. Bukan untuk saling mencaci-maki ataupun menciptakan diskriminasi.
Don’t
hesitate or embarrassed to ask. Askfm aprilianaayuw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar